Menelusuri Keindahan dan Keunikan Masjid Tiban Turen, Masjid yang Dikenal Muncul Secara Tiba-Tiba
07 Agustus 2025

matic.malangkab.go.id - Pernah dengar soal masjid megah di Kabupaten Malang yang dijuluki “masjid dari langit”? Itulah Masjid Tiban Turen, tempat ibadah yang juga jadi destinasi wisata religi favorit, bahkan terkenal sampai ke luar negeri karena keindahan arsitekturnya yang unik.
Masjid ini merupakan bagian dari Pondok Pesantren Salafiah Bihaaru Bahri Asali Fadlaailir Rahmah di bawah asuhan KH. Ahmad Bahru Mafdlaluddin Shaleh, yang berlokasi di Desa Sananrejo, Kecamatan Turen, Kabupaten Malang, Jawa Timur.
Nama “Tiban” sendiri berasal dari cerita warga sekitar yang mengira masjid ini tiba-tiba muncul begitu saja alias “tiba-tiba ada”, karena pembangunan masjid ini dilakukan secara bertahap oleh para santri sejak tahun 1978, tanpa banyak diketahui publik.
Masjid ini dibangun oleh para santri dan pengurus pondok pesantren tanpa menggunakan bantuan tenaga kontraktor profesional. Proses pembangunannya pun dilakukan secara swadaya dan bertahap dari waktu ke waktu. Uniknya, desain bangunan yang begitu rumit dan detail ini dibuat tanpa arsitek luar, semuanya hasil karya internal pondok.
Masjid Tiban terletak di Turen, sekitar 40 km dari pusat Kota Malang. Jika kamu dari Stasiun Malang Kota Baru, perjalanan bisa ditempuh sekitar 20 menit menggunakan kendaraan pribadi atau transportasi online. Selain itu, angkutan umum juga tersedia apabila kamu memilih berangkat dari Terminal Arjosari dan menggunakan armada yang mengarah ke Turen.
Masjid ini memiliki 10 lantai, masing-masing dengan fungsi, keunikan, dan desain berbeda. Mengutip dari CNN Indonesia pada Mei 2021, di lantai pertama masjid ini terdapat area untuk beristirahat dan tempat salat. Naik ke lantai dua, pengunjung akan menemukan loket, ruang makan, dapur, serta tempat rehat. Lantai tiga difungsikan sebagai musala tambahan, lengkap dengan akuarium dan kebun binatang mini yang menarik perhatian.
Lanjut ke lantai empat, area ini diperuntukkan bagi keluarga pengasuh pondok pesantren. Lantai lima kembali digunakan sebagai tempat salat. Sementara itu, lantai enam menjadi tempat istirahat bagi para santri. Menariknya, lantai tujuh dan delapan diisi dengan toko-toko serta kios yang dikelola langsung oleh santri sebagai bagian dari kegiatan ekonomi pesantren.
Pada lantai sembilan, pengunjung akan disambut dengan desain bangunan yang menyerupai lereng gunung, dan ketika sampai di lantai sepuluh, suasananya berubah menjadi seperti berada di dalam gua sekaligus puncak gunung.
Arsitekturnya merupakan perpaduan gaya India, Rusia, Turki, Timur Tengah, Eropa, hingga Tiongkok, dengan ornamen dominan warna biru dan putih. Bagian dalamnya pun tak kalah megah, penuh dengan kaligrafi, ukiran, serta tangga-tangga yang seolah membawa pengunjung dalam petualangan spiritual dan visual.
Dilansir dari laman Malang Kabupaten Tourism Intelligence Center, kamu bisa mengunjungi Masjid Tiban Turen dengan jam operasional 24 jam setiap harinya. Disarankan untuk datang pada hari biasa jika ingin menghindari keramaian, karena akhir pekan dan libur panjang biasanya sangat ramai pengunjung.
Masuk ke Masjid Tiban tidak dikenakan biaya alias gratis, tapi pengunjung bisa memberikan donasi sukarela untuk perawatan masjid. Karena masjid ini adalah area pondok pesantren, pengunjung diimbau untuk berpakaian sopan dan menjaga ketertiban.
Jadi, kalau kamu sedang di Malang dan ingin mencoba wisata yang tidak biasa, Masjid Tiban Turen bisa jadi pilihan menarik. Bukan cuma indah, tapi juga sarat dengan nilai religius dan budaya. (sonora)