Opsi Baru untuk Wisatawan, Dibuka Jalur Pendakian ke Gunung Kawi Via Ngantang
07 Agustus 2025

matic.malangkab.go.id - Ada opsi baru bagi wisatawan yang ingin mendaki Puncak Kawinajang, biasa disebut Gunung Kawi. Sekitar sepekan lalu dibuka jalur pendakian via Ngantang. Keunggulan jalur baru tersebut adalah risikonya lebih kecil, meski rutenya lebih panjang dari jalur sebelumnya.
”Jarak tempuhnya sekitar 11,5 kilometer dengan estimasi waktu tempuh sekitar 12 jam,” ujar tim Lapangan Loket Pendakian Ahmad Ilham ditemui di lokasi pendakian Gunung Kawi via Ngantang kemarin (23/7).
Untuk diketahui, ada beberapa jalur pendakian menuju Puncak Kawinajang. Di antara dari jalur Panderman dan Jalur Mrinci di Kota Batu. Kemudian di Kabupaten Malang ada jalur Jalur Precet di Wagir, Jalur Kucur di Dau, Jalur Kraton Gunung Kawi di Ngajum, dan Jalur Kebun Teh Sirahkencong di Wlingi, Blitar
Dia menjelaskan, pintu masuk (check point) pendakian tersebut di Desa Sumantoro yang merupakan desa terakhir sebelum memasuki pintu rimba atau awal masuk pendakian. Jaraknya sekitar 5 kilometer dari loket pendakian di Desa Ngantru, Kecamatan Ngantang. Sepanjang rute tersebut ada enam pos. Biasanya pendaki akan mendirikan tenda di pos 4 dan 5. “Kami tidak menyarankan untuk nge-camp di puncak karena lokasinya terbuka. Khawatirnya ada angin kencang dan sebagainya,” ucapnya.
Bagi pendaki yang ingin melewati jalur harus registrasi terlebih dahulu di loket pendakian. Bagi yang di bawah 18 tahun, dia melanjutkan, harus menyertakan surat izin orang tua. Itu untuk pendataan, seperti layanan parkir dan basecamp. Pendaki juga akan menerima briefing dan harus menjalani cek kesehatan. Begitu lolos tes kesehatan, pendaki akan menerima gelang yang di dalamnya terdapat barcode yang menunjukkan lokasi check point dan peta pendakian.
Tiket masuk pendakian dibanderol Rp 20.000 per orang. Untuk layanan basecamp, musala, toilet, tempat istirahat, dan kolam renang dikenakan Rp 5.000 per orang. Sedangkan untuk parkir motor Rp 10.000 dan mobil Rp 20.000. Bagi pendaki yang ingin menginap, wajib membawa peralatan emergency, sleeping bag, dan senter. Demikian juga jika ingin tektok (pulang-pergi), wajib membawa peralatan emergency, jas hujan, dan makanan berat (disarankan nasi bungkus).
“Pendaki ramainya saat Jumat, Sabtu, dan Minggu. Karena jalur ini masih baru diresmikan, ada sekitar 35 orang yang ke sana saat akhir pekan,” kata Ilham. Jika ditotal, hingga awal diresmikan pada pekan lalu, ada sekitar 100 orang yang sudah mendaki melalui jalur tersebut. (radarmalang)