SANDJIWA Tawarkan Edukasi Lewat Permainan Tradisional

29 Juli 2025

Malang – 27 Juli 2025. Sebagai upaya menghidupkan kembali budaya permainan tradisional di kalangan generasi muda, Museum Panji bekerja sama dengan mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) dari kelompok IDEFOR menggelar lomba bertajuk SANDJIWA: Sayembara Pandji, Jiwa Warisan Nusantara, Minggu (27/7) di Museum Panji, Tumpang, Kabupaten Malang.

Acara ini diikuti ratusan siswa-siswi dari SD/MI sederajat se-Kota dan Kabupaten Malang, yang berlomba dalam delapan jenis permainan tradisional, antara lain: engklek, congklak, bakiak, egrang, tarik tambang, lompat tali, bekel, dan bentengan. Kegiatan dibuka secara resmi oleh Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Malang, Purwoto, yang mengapresiasi inisiatif mahasiswa UMM dan Museum Panji. “Kegiatan seperti ini sangat penting. Anak-anak kita sekarang lebih akrab dengan gawai daripada permainan tradisional yang sarat filosofi. Saya sangat mendukung agar kegiatan seperti ini diperluas di seluruh kecamatan,” ujar Purwoto.

Lomba ini juga memperebutkan piala dari Bupati Malang, sebagai bentuk dukungan penuh dari pemerintah daerah terhadap pelestarian budaya lokal. Ketua pelaksana kegiatan, Welly, menyampaikan bahwa SANDJIWA bukan sekadar lomba, tetapi juga sarana edukasi bagi masyarakat. “Kegiatan ini menjadi ajang permainan dan edukasi bagi masyarakat,

bahwasanya budaya kita memiliki keragaman yang sangat kaya,” tutur Welly.

Koordinator mata kuliah Public Relations UMM, Jamroji, juga menegaskan bahwa permainan tradisional memiliki nilai pendidikan yang tinggi. “Permainan tradisional adalah harta karun yang mengajarkan proses, bukan instan. Nilai-nilai seperti kerja sama, ketangkasan, dan ketekunan bisa dibentuk dari sini,” ujarnya.

Pendiri Museum Panji, Dwi Cahyono, turut hadir dan menegaskan pentingnya permainan tradisional sebagai alat pendidikan alternatif. “Kegiatan ini bisa menjadi cara untuk melawan arus individualisme akibat teknologi, dan sebaiknya dijadikan program berkelanjutan oleh pemerintah daerah,” ujarnya.

Acara SANDJIWA berlangsung meriah dan penuh semangat. Para peserta tidak hanya bersaing, tetapi juga belajar tentang pentingnya kekompakan, strategi, serta pelestarian

budaya. Penyelenggaraan ini menjadi bukti bahwa kolaborasi antara kampus, institusi budaya, dan pemerintah daerah mampu menghadirkan ruang edukatif yang menyenangkan dan bermakna bagi generasi penerus bangsa.

Komentar

Belum ada data komentar yang dapat ditampilkan