Tradisi Adat Ritual Labuhan Gunung Kumbang Pantai Ngliyep Desa Kedungsalam kecamatan Donomulyo ke 116
07 September 2025

Matic.malangkab.go.id kecamatan Donomulyo 07 September 2025
Tradisi Labuhan Gunung Kombang merupakan salah satu warisan budaya yang sangat penting bagi warga Desa Kedungsalam, Kecamatan Donomulyo, Kabupaten Malang. Tradisi ini dilaksanakan sebagai bentuk syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkah dan rahmat-Nya. Upacara adat ini biasanya dilakukan setiap tanggal 13 hingga 14 Maulud (Rabiul Awal), bulan ketiga dalam kalender Hijriyah.
pembacaan serat Babat Labuh / sejarah Asal mula tradisi Labuhan Gunung Kombang bermula dari terjadinya pagebluk atau wabah penyakit yang melanda Desa Kedungsalam pada masa lampau. Pagebluk ini menyebabkan banyak penderitaan, kelaparan, dan kematian di kalangan masyarakat. Untuk mengatasi hal ini, salah satu tokoh desa bernama Eyang Kyai Thalib dan Eyang Atun melakukan pertapaan di Gunung Kombang. Hasil dari pertapaan tersebut adalah permintaan untuk mengadakan ritual larung sesaji di Pantai Ngliyep sebagai upaya untuk mengusir pagebluk yang melanda desa.
Prosesi tradisi ini dimulai pada tanggal 13 Maulud dengan melakukan ritual tirakatan. Keesokan harinya, pada tanggal 14 Maulud, dilaksanakan upacara adat di Rumah Lumbung yang ada di Desa Kedungsalam. Acara diawali dengan pembacaan doa dan dilanjutkan dengan ritual larung sesaji di Pantai Ngliyep, yang dipimpin oleh para Tokoh adat dan Pemuka Agama. Dalam prosesi ini, masyarakat membawa hasil kekayaan alam seperti ternak,kebun,nelayan dan lainnya untuk dilarungkan ke laut sebagai simbol syukur dan permohonan keselamatan.
Tradisi Labuhan Gunung Kombang menjadi salah satu warisan budaya yang dilaksanakan secara turun-temurun oleh masyarakat Desa Kedungsalam. Hingga saat ini, tradisi ini telah berlangsung selama 116 kali dan menjadi salah satu daya tarik wisata budaya yang sangat penting bagi masyarakat Kabupaten Malang..
Prosesi Ritual ini di iringi lantunan tabuhan lesung yang menambah suasana sakral. Selain sebagai bentuk pelestarian budaya, tradisi Labuhan Gunung Kombang juga menjadi ajang silaturahmi bagi masyarakat Desa Kedungsalam dan sekitarnya. Banyak pengunjung dari berbagai daerah yang datang untuk menyaksikan tradisi ini, menjadikannya sebagai salah satu destinasi wisata budaya yang sangat populer di Kabupaten Malang.
Dalam tradisi ini, terdapat nilai-nilai kebudayaan dan spiritual yang sangat mendalam. Masyarakat diajarkan untuk selalu bersyukur atas nikmat yang diberikan, menghormati alam dan leluhur, serta menjaga harmoni dengan lingkungan sekitar. Melalui ritual larung sesaji, masyarakat juga diingatkan akan pentingnya menjaga keseimbangan alam dan kehidupan.
Dalam kegiatan tradisi Labuhan Gunung Kombang ini Pemerintah Kabupaten Malang Melalui Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Malang memberikan dukungan dalam bentuk Fasilitasi Kegiatan kepada Pemerintah Desa Kedungsalam yang di serahkan secara simbolis Oleh Kepala Bidang Kebudayaan Bapak HARTONO. S.AO.,MM kepada pemangku adat Desa Kedungsalam.
mewakili pemerintah kabupaten Malang Dinas Pariwisata dan Kebudayaan yang di hadiri oleh Kepala Bidang Kebudayaan Bapak HARTONO, S.AP. MM., menyampaikan pentingnya legalitas sebuah identitas kekayaan tradisi budaya yang ada di kabupaten Malang khususnya tradisi labuhan Gunung kumbang Desa kedungsalam, Kabid Kebudayaan menyampaikan salahsatu cara yang harus di lakukan adalan mengusulkan kegiatan Ritus Labuhan Gunung kumbang ini untuk dapat di tetapkan sebagai WBTb Kabupaten malang.
Dengan demikian, tradisi Labuhan Gunung Kombang bukan hanya sekadar ritual adat, tetapi juga mengandung pesan moral dan spiritual yang sangat berharga bagi kehidupan masyarakat. (crytink/red)