Candi Jago

Candi Jago

Candi Jago disebut juga dengan nama Candi Tumpang, terletak di sebelah timur kota Malang di Desa Tumpang. 

Candi Jago ini mempunyai bentuk dan susunan bangunan yang berbeda dengan candi-candi di Jawa Tengah. Bangunan candi Jago didirikan di atas batur yang terdiri atas tiga teras. Makin ke atas terasnya makin kecil, sehingga di permukaan masing-masing teras terdapat selasar yang dapat dilewati untuk mengelilingi candi. Teras yang terpenting dan yang tersuci terletak paling tinggi dan bergeser ke belakang. Susunan bangunan semacam ini tidak pernah ditemukan di Jawa Tengah periode sebelumnya. 

Di Jawa Tengah memang ditemukan beberapa bangunan yang mempunyai susunan mirip dengan candi Jago, akan tetapi candi tersebut tidak berasal dari periode JawaTengah tetapi dari periode Jawa Timur. Candi-candi tersebut ialah candi Sukuh, Candi Ceka dan mungkin candi Planggatan, terletak di lereng barat Gunung Lawu. : 

Dari bukti-bukti prasasti diketahui bahwa candi-candi tersebut didirikan pada sekitar abad XV. Sedang melihat hasil seninya dapat pula diketahui bahwa seni pahat pada candi-candi tersebut merupakan hasil pengaruh dari kesenian Jawa Timur. . 

Susunan bangunan candi yang berteras-teras dan bertitik sakral di belakang mengingatkan kepada bentuk dan susunan bangunan zaman Megalithicum, yang disebut : bangunan punden berundak. bangunan "Punden Berundak ini mempunyai fungsi pokok sebagai tempat untuk pemujaan arwah leluhur.

Relief-relief candi jago.

Sesuai dengan agama yang dianut oleh raja Wisnuwardhana,Siwa Buddha, maka pada candi Jago terdapat pula relief-relief yang dapat menunjukkan dua sifat agamanya : 

1. Relief-relief yang menunjukkan sifat Budhistis :

a. Relief cerita Tantri (Pancatantra).

b. Relief cerita Kunjarakarna.

2. Relief-relief yang bersifat Hinduistis :

a. Relief Parthayajna dan Arjunawiwaha.

b. Relief cerita tentang krisna.

Masa Pendirian candi Jago. 

Dari kitab Nagarakertagama dapat diketahui bahwa candi Jago dibangun pada sekitar tahun 1268 M atau 1280 M, berhubungan dengan wafatnya raja Wisnuwardhana. Keterangan ini didukung oleh bukti berupa padma pada Stella-stella arcanya. Motif hiasan bunga padma yang tumbuh dari “bongol" sangat populer dalam kesenian Singasari. Namun demikian perlu diingat bahwa ada kebiasaan dari raja-raja zaman dulu, dalam masa pemerintahannya sering melakukan pembaharuan terhadap candi-candi yang didirikan oleh raja-raja sebelumnya.

https://museum-singhasari.site/id/