Candi Singosari

Candi singosari tertulis Dalam Prasasti Gajah Mada atau lebih dikenal Prasasti Singosari untuk mengenang pembangunan sebuah caitya atau candi pemakaman yang dilaksanakan oleh Mahapatih Gajah Mada untuk menghormati “Mahabrahmana Sewasogata”, yaitu para pendeta dari aliran “rsi”, Saiwa dan Buda, yang ikut meninggal bersama Raja Kertanagara. bertarikh tahun 1351 M, yang ditemukan di Singosari, Kabupaten Malang, Jawa Timur dan sekarang disimpan di Museum Gajah. Sangat menarik karena lazimnya sebuah Prasasti diresmikan oleh seorang Raja, keterangan Mahapatih Gajah Mada menjadi perantara di baris ke delapan pada prasasti tersebut.

Rasi bintang saat prasasti ini dibuat adalah rasi bintang Wrsabharasi. selain bulan, ada tiga macam hari yg digunakan dalam teks prasasti yaitu Haryang, Pon, Budha. ini adalah hitungan hari pancawara, sadwara dan saptawara. Paruh pertama prasasti ini merupakan pentarikhan tanggal yang sangat terperinci, termasuk pemaparan letak obyek luar angkasa. Paruh kedua mengemukakan maksud prasasti ini, yaitu sebagai pariwara pembangunan sebuah caitya. Mencermati isi prasasti ada sebuah sistem astronomi yg sangat kompleks yg digunakan sebagai penunjuk waktu yg digunakan masyarakat jawa waktu itu, diantaranya adalah tahun saka, hari, pasaran, bulan, pawukon, parengkelan, rasi bintang.

Adapun dharmma Cri Kĕrtaganagara di Sākgala yang diarcakan sebagai Ārddanareçwari bertunggal dengan arca Çri Bajradewy (Gambar 3.52) berdasarkan analisis ikonografis sejumlah arca di Candi Jago serta analisis pantheon agama Buddha yang diterang-kan dalam ki-tab S.Hy. Kamahāyānikan, Bosch (1917:135 – 142) berpendapat bahwa dharmma haji Sākgala adalah Candi Singasari. Hal tersebut didukung keterangan Nāgara-kĕrtagama  35: 4.c dan 43: 6 dan sebagai berikut :

Nāgarakĕrtāgama 43: 6

lāwan/ riŋ sākgala jināwimbhātyānta riŋ çobhitā,

tkwan nārddanareçwari mwan ika saŋ çri bajradewy āpupul,

saŋ rowaŋnira wrddi riŋ bhūwana tungal/ riŋ kriyā mwaŋ bratā,

hyaŋ werocana locanā kwirriran ekārca prakāçeŋ prajā Nāgarakĕrtāgama  35:4b. – d

manuly i kaçewakan/ datń i sińhāsāri matutur manańkil/mark,

nerpati huwus mamuspa ri dlm/ sudramma sakatustaniŋ twas ginön,

han ni kduŋ bhiru ri kaçurāńganān/mwan i burŋ lanönyenituŋ.  

(Pigeaud I 1960:26,33)

Sehubungan dengan kesimpulan kajian Bosch ter-sebut, maka Candi Singosari yang terletak di Candi-renggo, Singosari, dapat ditetapkan sebagai situs dhar-mma haji Sākgala, tempat didharmmakannya Prabu Cri Kĕrtanagara. Pada th.1901 – 1904, situs ini mendapat perhatian khusus Brandes yang tekun melakukan pe-nelitian mendalam dan hasil penelitiaannya dibukukan dalam monografi candi berjudul “ Beschrijving van Tjandi Singasari: de Wolkentooneelen van Panataran” yang diterbitkan pada th.1909 (Raouffaer 1909:53-86, Gam-bar 3.53). Berdasarkan uraian buku monografi ter-sebut, antara lain dapat dikemukakan tentang struktur ruang bangunan dharmma haji Sākgala. Struktur ruang yang dimaksud, dapat dibedakan atas struktur ruang bangunan secara horizontal dan struk-tur ruang bangunan secara verti-kal. Berdasarkan hasil penelitian Brumund th.1863 dan hasil pemetaan Brandes th.1901 – 1904, dapat diketahui bahwa secara horizontal struktur ruang bangunan dharmma haji Sākgala, terdiri atas pola satu halaman. Berdasarkan keterangan Brumund (Rouffaer 1909: 77-80) selain bangunan dharmma haji Sākgala terdapat kelompok candi lain yang merupakan satu kesatuan yaitu Candi Papak serta Candi Wajang. Dengan demi-kian, bangunan dharmma haji Sākgala, memiliki struk-tur ruang satu halaman dan dalam hal ini Brandes (1909:6-12, 35) menambahkan bahwa struktur ruang halaman bangunan terdiri atas struktur ruang bangunan candi utama serta struktur ruang teras pendopo.

https://museum-singhasari.site/id/