




MONUMEN PENIWEN AFFAIR
Monumen Peniwen Affair adalah sebuah monumen yang menjadi tanda para pejuang kesehatan yaitu PMR (Palang Merah Remaja) yang secara sadis dibantai oleh penjajah Belanda. Pada tahun 1949 para penjajah yang telah memasuki daerah Malang Raya, para pejuang Belanda mulai menghujani meriam ke desa-desa kecil termasuk desa Peniwen dan pada akhirnya Belanda secara sadis menangkap dan memperkosa warga desa Peniwen. Penjajah Belanda beralasan masuknya ke Desa Peniwen karena sedang mencari pemberontak yang bersembunyi di Peniwen. Padahal penjajah Belanda sedang mencari pendeta yang memperjuangkan hak-hak warga Desa Peniwen.
Akhirnya pada tanggal 19 Februari 1949, para penjajah tiba di sebuah Rumah Sakit yang bernama Panti Husodho, rumah sakit yang digunakan untuk merawat korban peperangan. Penjajah Belanda kemudian dengan kejam merusak sarana prasarana rumah sakit dan menyeret beberapa tenaga kesehatan yang pada saat itu adalah PMR (Palang Merah Remaja) dipaksa untuk jongkok dan dipaksa berbicara tentang keberadaan Pendeta tadi. Tanpa basa-basi akhirnya penjajah Belanda menghujani dengan peluru tanpa ampun.
Karena tragedi tersebut Bupati Malang pada saat itu membangun sebuah monumen yang diberi nama Monumen Peniwen Affair.